Kamis, 14 Mei 2009

DIALOG AKHIR TAHUN

"apa yang kau tulis, kawan?"

"kau tahu apa yang ku tulis"

"tulisan penyesalan?kenapa baru sekarang kau tulis?

"kau adalah aku. Kau tahu alasanku"

"gak asik!!!"

"keluarlah dari otakku!"

"tanpa aku kau takkan mampu melihat dirimu sendiri"

"............."

"kenapa kau coba usir aku?"

"kau adalah aku"

"kau bisa hidup tanpa aku..."

"... dan aku tahu akibatnya"

"apa akibatnya?"

"kalau aku tahu berarti kaupun tahu itu"

"lalu apa yang membedakan kita?"

"............"

"hahaha... aku bertanya pada diriku sendiri!!!"

"aku bodoh"

"maka berfikirlah"

"aku sedang berfikir"

".........."

"........"

"apa rencanamu di masa depan?"

"jangan tanya. Kau tahu jawabanku"

"hahaha... kau yakin kau akan berhasil?"

"........."

"Usaha apa yang sudah kau lakukan?"

"uffff...gantilah topik"

"oke kalau itu yang kau mau"

"kenapa kau bisa muncul?"

"kenapa kau berhenti menulis?"

"aku ingin icara denganmu"

"untuk perbaiki diri sendiri?"

"100!!! kau benar"

"kenapa kau tak tanya orang lain?"

"kaulah orang lain itu"

"kau membuat dirimu sendiri pusing"

"aku belum pusing"

"apa yang ingin kau tanyakan padaku?"

"kau tahu pertanyaanku, jawablah"

"aku adalah kau, kau tahu jawabanku"

"ayo kita tidur saja"



28 desember 2007











EVIDENCE dan HUJAN

malam yang hangat ditengah hujan
terdiam di sudut kamar bisu
sudah tengah malam dan aku belum mau tidur
hujan ini adalah temanku
dia belum mau pergi

aku seperti orang gila yang mendapatkan mainan baru
aku senang dengan mainan baruku ini
hujan ini temanku, dia belum mau pergi
gemericik, memanggilku untuk bermain
gemericik, seperti dia yang selalu menunggu

tapi dia bukan hujan
kami sama sama saling mengenal satu dan lainnya
tapi dia tak berteman dengan hujan
hujan ini adalah temanku
aku ingin bermain dengannya diluar
tapi sudah malam, dan aku tak boleh bermain diluar
gemericik hujan menungguku
seperti dia menungguku
dia seperti hujan

gemericik dan menunggu


bandung, 7 mei 2009

Selasa, 14 April 2009

BOKEP BUKAN SENI

Sebenarnya tak ada kontroversi baru sekitar pornografi. Porne (yunani) berarti wanita jalang. Yang menjadi perdebatan biasanya mengenai mengapa suatu karya telanjang dianggap seni sedangkan karya telanjang lain adalah porno. Misalnya foto-foto syur Sophia Latjuba dianggap porno sedangkan lukisan karya affandi berjudul “Telanjang” (1947) dianggap sebuah seni. Kalimat-kalimat pembelaan yang biasa dikeluarkan kaum liberalis umumnya lemah, namun prinsipal karena beralasan estetika dan kebebasan pers.

Mengenai porno atau bukan, bahasa teori estetika menjawabnya dengan teori “tradisional”, perbedaannya berada pada cara apa yang digunakan untuk memperlakukan perempuan dengan ketelanjangannya itu. Kuncinya adalah “pengalaman estetik” yang dirumuskan dalam 3-D, Disinterestedness (tak berpamrih), Distance (berjarak-secara emosional), dan Detachment (tak terserap). Contoh misalnya lukisan karya Affandi dan foto Sophia Latjuba. Dalam karya Affandi orang akan mendapatkan pengalaman estetik, pengalaman yang tidak berpamrih apa-apa, tidak tercerap, dan tetap berjarak. Sedangkan Sophia Latjuba mengundang pamrih, terserap, dan mengundang orang terlibat. Selain itu karya Affandi mengandung unsur intrinsik yang bertujuan untuk dirinya sendiri, membangun situasi kontemplatif bagi peminatnya. Sedangkan foto panas menampilkan nilai ekstrinsik, bertujuan lain di luar dirinya (promosi, membangkitkan syahwat, kekerasan seksual); foto-foto panas para artis model itu membangun situasi pragmatik untuk bertindak "strategis" (menguasai, merayu, memaksa, dan seterusnya). Dalam bidang pornografi ini, pengasuh media mempunyai “segmen pasar” tersendiri. Lukisan Affandi sebenarnya bisa saja mengundang birahi jika penontonnya sendiri belum cukup memiliki kesiapan, pengalaman, apresiasi, dan seterusnya untuk memperoleh pengalaman estetik dari melihat lukisan yang dilihatnya. Pers berdalih foto syur juga adalah seni dengan berargumen bahwa penonton bisa menikmati keindahan tubuh dengan pose mana sukanya berkat kreatifitas dan teknik pencayahaan.

Begitulah penjelasan menurut teori estetika modernis. Teori estetika modernis mendapat tentangan dari kaum post-modernis (posmo). Kaum posmo juga memiliki pendangan tersendiri mengenai pornografi.

Bagi estetika modernis perempuan tanpa baju (nude female) tidaklah sama dengan wanita bugil (naked woman). Lukisan Affandi adalah lukisan perempuan tanpa baju, perempuan dalam keadaan alamiah; tetapi pornografi adalah foto-foto wanita bugil atau setengah bugil, wanita yang mempertontonkan auratnya. Ketelanjangan yang diekspresikan lukisan Affandi bukan aspek seksual perempuan itu melainkan apa yang disimbolkannya (kesuburan, kelembutan, dan sebagainya); ketelanjangan yang diekspresikan pornografi adalah keperempuanan yang telah mendapat makna sosial sehari-hari (pembangkit gairah seks, komoditas yang bisa dijual, dan seterusnya).

Bagi posmo tak masuk akal membedakan dua perempuan sama-sama terbuka auratnya, yang satu disebut perempuan dalam keadaan alamiah yang lainnya disebut wanita bugil, keduanya adalah perempuan telanjang sebagai obyek. Masalahnya bukan bahwa yang satu karya seniman yang lain bukan, melainkan bahwa perempuan-perempuan telanjang itu, sejak zaman firaun maen dingdong sampai ke zaman mutakhir, ditampilkan sebagaimana lelaki ingin melihatnya. Karya telanjang, apakah lukisan, patung, atau foto, bagi posmo hanya menegaskan struktur masyarakat yang patriarkis. Taruhlah perempuan telanjang lukisan Affandi hendak menampilkan perempuan sebagai simbol kesuburan, tetapi siapa yang menentukan makna itu?

Karena itu bagi posmo, tak ada gunanya definisi seni, karena masalahnya bukan mendefinisikan apa itu seni, apa itu indah, melainkan siapa yang mengendalikan dan mendominasi kehidupan sosial kita. Seni atau bukan, bermutu atau tidaknya suatu karya, tidak ditentukan oleh suatu kriteria obyektif, melainkan oleh ideologi politik yang dominan. Kaum Marxis atau komunis akan membuat kriteria yang disebutnya realisme sosialis dengan semboyan seni untuk rakyat. Liberalis memperjuangkan apa yang disebutnya humanisme universal dengan semboyan seni untuk seni. Yang terjadi selama ini adalah ideologisasi seni, dan dalam soal kontroversi pornografi masalahnya adalah eksploitasi dan marginalisasi perempuan. Ironisnya, para perempuan model itu ikut ambil bagian dalam proses penistaan martabatnya sendiri.

See? baik estetika modernis maupun posmo, sama-sama menolak pornografi, meski dengan alasan berbeda. Estetika modernis tegas menganggap pornografi bukan seni dan merekomendasikan agar pornografi ditiadakan atau dikontrol ketat karena secara sosial berbahaya. Estetika posmo juga merekomendasikan pornografi dienyahkan, bukan karena pertimbangan seni atau bukan seni, melainkan karena mengeksploitasi keperempuanan sebagai komoditas, dan merendahkan martabat perempuan. Jadi pornografi tidak dapat dibela dari dalam teori estetika, lama maupun baru.

Bila anda merasa bingung dalam memahami apa itu pornografi menurut modernis atau posmo ikuti saja ajaran islam. Repot sekali dan sangat tidak masuk akal membedakan wanita bugil dan wanita telanjang yang esensinya sama saja tridak berpakaian. Islam mengajarkan bahwa porno adalah membuka aurat. Porno atau bukan tidak ditentukan oleh sudut pandang siapa yang berkarya. Tidak ditentukan sudut pandang mana yang dipakai dalam menilai. Tidak seharusnya kita menghalalkan pelacuran dengan berpandangan seperti seorang germo bukan?

Lantas bagaimana nasib masyarakat tradisional yang masih telanjang? Papua misalnya.

Tulisan ini bukan untuk menghakimi bahwa orang Papua itu pornokrat. Begitu pula RUU APP bukan untuk menangkapi orang Papua. Bukan pula menyuruh rakyat agar berpakaian ala Arab. Semua ini bertujuan untuk “memanusiakan manusia”. Baik aturan Islam maupun RUU APP adalah untuk membuat mereka lebih beradab ditengah masyarakat dengan suasana globalisasi yang kental ini. Lagi pula, orang Papua itu senang kok diberikan pakaian. Bahkan di suatu film dokumenter, seorang gadis Papua berkata bahwa dia merasa prihatin melihat wanita-wanita di ibu kota. Menurutnya, wanita di ibukota itu sedang “belajar telanjang.”. Jujur sajalah, kalian pun mahasiswa yang pernah menertawakan ketelanjangan mereka bukan? Bayangkan perasaan orang Papua jika mereka tahu kalian menertawakannya.

Bagaimana cara seseorang menyimpulkan sesuatu benar atau salah memang bergantung pada informasi apa saja yang sudah didapat dan atas dasar apa dia berpijak. Jika anda seorang muslim, nilailah pornografi dan ketelanjangan sebagaimana ajaran islam menilainya. Mungkin munafik jika kita harus menggunakan ajaran islam dalam menilai sedangkan kita menyukai apa yang dilarang Islam, tapi sesungguhnya amat sangat lebih munafik bila kita mengaku beragama islam tapi dalam hati kita tidak mau mematuhi islam.

Ini bukan tergantung dengan perilaku manusia. Ini tergantung dengan sistem kawan!!!

(pocong, dari berbagai sumber)

Jumat, 10 April 2009

KABBALAH, YAHUDI, dan AMERIKA

Kabbalah berarti “tradisi lisan”. Ensiklopedia dan kamus mengartikannya sebagai suatu cabang mistik agma yahudi yang hanya dipahami sedikit orang. Menurut definisi ini kabbalah mempelajari isi tersembunyi dari taurat dan naskah yahudi. Tapi bila diteliti lebih dalam, kabbalah sebenarnya adalah suatu system yang berakar pada paganisme, bahwa kabbahlah sudah ada jauh sebelum taurat diturunkan dan menjadi tersebar bersama agama yahudi.

Menurut Fabre d’Olivet, seorang ahli sejarah yahudi, kabbalah berakar pada mesir kuno sebagai suatu tradisi yang dipelajari oleh sebagian pemimpin bani israil dan diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi. Pada masa Firmaun berkuasa, yahudi yang diperbudak tidak sempat belajar baca tulis. Maka bani israil saat itu menjaga ajaran agamanya dengan lisan. Sayangnya, bani Israil bukan kaum yang benar-benar menjaga ajaran agamanya. Mereka lebih cenderung pada ajaran pagan yang dipelajari non-yahudi. Apa yang diceritakan para pemimpin israil itu ternyata sudah dibumbui mitos dan dongengan mesir kuno. Ketika Nabi Musa masih hidup saja, mereka sudah menunjukkan kedurhakaannya dengan menyembah patung sapi emas. Dan Kami seberangkan Bani Israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai pada suatu kaum yang tetap meyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: “Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala).” Musa menjawab: “Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan).” Sesungguhnya mereka itu akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang selalu mereka kerjakan. (QS. Al A’raaf: 138-139)

Para pendeta bani israil kemudian menyusupkan ajaran pagan kedalam taurat setelah Nabi Musa wafat. Bani israil yang buta huruf percaya saja dengan apa yang diceritakan para pendeta mereka. Mereka belum pernah membaca Taurat yang asli. Lagi pula ajaran paganisme lah yang sesuai dengan hawa nafsu mayoritas mereka.

Mengenai sistem di mesir kuno, Al-Quran telah menjelaskannya dalam surat Al-A’raaf. Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: “Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu”. (Fir’aun berkata): “Maka apakah yang kamu anjurkan?” Pemuka-pemuka itu menjawab: “Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua ahli sihir yang pandai”. (QS. Al-A’raaf: 109-112)

Perhatikanlah bagaimana firaun berkonsultasi dengan para pemukanya. Para pemuka itu, yang belakangan diketahui dari catatan sejarah mesir mereka adalah “Para Pendeta Amon”, merupakan salah satu dari dua komponen utama yang mendukung pemerintahan mesir kuno. Komponen satunya lagi adalah tentara.

Para tentara tentu saja berfungsi sebagai kekuatan militer dan harus ada dalam sebuah pemerintahan. Para pendeta Amon ini adalah sekumpulan ahli sihir yang mendukung rezim. Mereka dipercaya memiliki pengetahuan rahasia dan kekuatan khusus, yang mana dengan otoritasnya mempengaruhi rakyat mesir dan mengukuhkan posisinya dalam pemerintahan firaun. Para pendeta ini juga mempelajari beragam ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematika dan geometri.

Dianutnya abalah oleh yahudi membuat seorang Harun Yahya bertanya-tanya.

Ini sungguh aneh. Jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah agama monoteistik, yang diawali dengan turunnya Taurat kepada Nabi Musa A.S. Tapi kenyataannya, di dalam agama ini ada sebentuk sistem yang disebut Kabbalah, yang mengadopsi praktik-praktik dasar sihir yang sebenarnya bertentangan dengan Taurat.
Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan menunjukkan bahwa Kabbalah sebenarnya merupakan elemen jahat dari luar yang menyusup ke dalam Yudaisme.

Ajaran Kabbalah ini telah mempengaruhi ajaran Yahudi dan Taurat. Dan Taurat sebagai bagian dari Alkitab, tentunya juga telah menjerat pemeluknya ke dalam kesesatan. Maka tidak aneh jika Paus Benedict XVI justeru menghujat Nabi Muhammad saw. George Washington Bush, nenek moyangnya George Walker Bush juga sama-sama menghujat Nabi Muhammad lewat bukunya “The Life of Muhammad”. Lho, kok nyambungnya ke G.W. Bush sih?

Omong-omong soal nenek moyang Bush, dinasti bush sebenarnya sudah berawal sejak 12 Juni 1796. Buku “The life of Muhammad” adalah terbitan pertama Amerika yang menghujat islam. George Washington Bush adalah seorang professor, sarjana alkitab, penginjil, dan perintis lahirnya kelompok zionis-kristen amerika yang kini menguasai gedung putih dan pentagon. Dia lulus dari Dartmouth College di tahun 1818 dan masuk Princeton Theological Seminary. Bush ditahbiskan di Salem Presbytery, Indiana, tahun 1825 dan menjadi pendeta di sebuah gereja Indianapolis, sebuah gereja yang dipandang sangat liberal saat itu. Dari tahun 1831 hingga 1847, Bush menjadi Professor dalam kajian Ibrani dan Timur Tengah di New York University. Di tahun 1845 Bush memperlihatkan dukungannya secara terang-terangan terhadap lobi Zionis di Amerika dengan berpindah gereja dan masuk ke dalam General Church of the New Jerusalem. Bush dengan meraih popularitas dengan cepat dan dijadikan juru bicara gereja tersebut, termasuk di dalam majalah yang diterbitkan oleh gereja (New Church Review) dan The Hierophant, sebuah majalah yang sangat dokriner.

Texe Marrs, seorang kristen peneliti masalah-masalah Illuminati dan Zionis berkewarganegaraan Amerika Serikat, susah payah berusaha menelusuri jejak sejarah Dinasti Bush selama bertahun-tahun. Dalam penelusurannya, Marrz menemui banyak sekali data yang mengagetkan terkait salah satu dinasti berpengaruh di Amerika ini. Salah satunya seperti yang dituangkan dalam satu artikel berjudul “George W. Bush, Zionis Double Agent, American Traitor” (George W. Bush, Agen Ganda Zionis, Pengkhianat Amerika).

Di awal artikelnya, Marrs mencantumkan dua kutipan: satu dari Hillaire Belloc dalam bukunya Cultural Warrs (Sept 2000) yang menyatakan, “Seseorang sudah bisa dicap anti-Semit jika mengatakan bahwa orang Yahudi itu adalah Yahudi” dan satunya lagi dari Injil Yohannes 20:19 yang berbunyi, “Then… When the doors were shut where the disciples were assembled for fear of the Jews, came Jesus and stood in the midst, and saith unto them, Peace be unto you. ”

ini menulis bahwa mantan Presiden AS George Herbert Bush dan juga puteranya, George Walker Bush, demikian pula Jebb Bush, adik kandung George Bush Junior yang menjadi Gubernur Florida, merupakan para pelayan dan pembantu kepentingan Zionisme. Marrs awalnya ingin mengetahui akar kekristenan Dinasti Bush, namun yang didapat sungguh mengejutkannya.

Marrs mendapatkan sebuah dokumen yang dikeluarkan National Jewish Welfare Board, saat berlangsungnya perang revolusi Amerika Serikat melawan kolonialis Inggris, mencatat bahwa seluruh anggota Dinasti Bush ternyata berdarah Yahudi dan sengan sendirinya memeluk agama Yahudi. Mereka tercatat sebagai tentara dan juga pelaut Yahudi-Amerika. Ada yang bernama Mayor George Bush, Mayor Louis Bush, dan Mayor Solomon Bush. Nama-nama itu muncul di dokumen tersebut secara jelas. Dengan temuan ini, Marrs sangat yakin bahwa Dinasti Bush adalah sebuah dinasti Yahudi yang berpura-pura komit dengan kekristenannya guna mengelabui warga Amerika dan dunia pada umumnya.

Dinasti Bush dan pusaran elit Zionis Amerika berhubungan dekat. Marrs tanpa ragu menyatakan bahwa Dinasti Bush merupakan sebuah kelompok elit dalam lingkaran pusat kelompok Illuminati Amerika. “Berkedok sebagai penganut Kristen fundamentalis, Bush sebenarnya bekerja sepenuhnya untuk kepentingan Zionis-Yahudi, ” tegas Marrs yang telah melakukan penelitian soal keluarga Bush selama enam tahun.

Ketika terpilih sebagai Presiden AS, George W Bush langsung melantik staf pertamanya untuk Gedung Putih, Ari Fleischer. Dia adalah seorang Rabbi dari sekte radikal Yahudi Lubavitch. Bush juga mempertahankan posisi Allan Grenspan, seorang bankir Yahudi, sebagai Komisaris Federal Reserve, dan juga mengangkat seorang Rabbi Yahudi, Dov Zackheim, sebagai pengawas keuangan Pentagon. Lalu, Bush mengangkat Michael Chertoff sebagai ketua Dalam Negeri (Homeland Security). Padahal ia adalah ideolog Yahudi dan sangat benci kepada Kristen. Ayah Chertoff adalah seorang rabbi dan tokoh radikal Yahudi di AS. Marrs bahkan menyamakan Chertoff sebagai Himmler-nya Amerika (Himmler merupakan ajudan Hitler yang sangat kejam).

“Saya tegaskan, saya telah meneliti latar belakang Dinasti Bush, termasuk dari faksi Rothschild, tanpa keraguan sedikit pun saya tegaskan kepada Anda bahwa Dinasti Bush dan George Walker Bush memang benar adalah Yahudi tulen. Seorang Yahudi berdasarkan keturunan, seorang Yahudi berdasarkan keyakinan. Hanya saja, mereka menyembunyikan itu dari publik dan memakai kedok sebagai keluarga Kristen yang taat. ” begitu pernyataan Mars.

Yahudi sangat lihai dalam bermain simbol. Simbol-simbol juga ini terlihat dalam lambang amerika. Lambang suatu negara ini amat penting, sebab lambang tersebut mengandung dasar filosofi sebuah negara.

Amerika memiliki Lambang Negara yang cukup unik karena memiliki dua sisi. Satu sisi bergambar burung elang (elang apa garuda ya?) yang mengembangkan sayap dan kedua kakinya mencengkeram anak panah dan daun zaitun. Sisi lainnya berlambang piramida masonik. Lambang burung ini juga terdapat pada lambang nazi. Burung ini adalah phoenix, sejenis burung dewa dalam mitologi mesir. Jepang menyebutnya Karura dan Garuda di Indonesia. Lho? Jadi lambang Indonesia juga? Entahlah dengan Indonesia. Setahu penulis garuda adalah kendaraan dewa Wisnu. Dewa Wisnu sendiri merupakan salah satu dewa dalam ajaran Hindu yang berasal dari India, yang mana banyak ahli yang menyatakan bahwa kebudayaan India banyak memiliki kesamaan dengan budaya mesir kuno. Misalnya Hapi, dewa sungai nil, di India dikenal sebagai Gangga, dewa penjaga sungai Gangga. Hathor, patung anak sapi yang disembah bani israil dulu sama dengan Nandini, kendaraan dewa Wisnu selain garuda. Ra, dewa matahari juga dikenal sebagai Surya. Dalam salah satu tulisan karya Harun Yahya, disinyalir Samiri pergi bersama para pengikutnya setelah diusir oleh Nabi Musa. Aneh jika Nabi Musa memerintahkan pengikutnya bunuh diri untuk bertobat sedangkan Samiri yang pertama menghasut bani israil justru diusir. Mungkin Samiri pergi ke India dan menyebarkan ajarannya disana.

Kembali ke lambang burung. Di atas kepala burung elang tersebut, ada sekumpulan bintang yang membentuk susunan bintang david. Bila dicermati, lambang negara amerika ini dipenuhi dengan berbagai simbol yang seluruhnya mengarah kepada angka 13. Angka 13 sendiri sejak lama sudah dikenal dunia sebagai angka mistis yang sarat dengan pemujaan terhadap setan.

Selain sebagai angka setan, 13 juga bisa dianggap menyimbolkan 13 suku israel, di mana suku ke-13 adalah suku benjamin yang terbuang. Atau 13 juga menyiratkan banyaknya jumlah koloni Inggris di Amerika saat Inggris masih berkuasa di benua itu. Apa pun, angka 13 ternyata memang banyak terdapat di lambang negara adidaya tersebut.

Sisi burung, angka 13 terdapat di:

• 13 bintang di atas kepala burung membentuk Bintang David.

• 13 garis di perisai atau tameng burung.

• 13 daun zaitun di kaki kanan burung.

• 13 butir zaitun yang tersembul di sela-sela daun zaitun.

• 13 anak panah.

• 13 bulu di ujung anak panah.

• 13 X 9 titik yang mengitari Bintang David di atas kepala burung.

Sisi Piramida Masonik, angka 13 terdapat di:

• 13 huruf yang membentuk kalimat ‘Annuit Coeptis’

• 13 huruf yang membentuk kalimat ‘E Pluribus Unum’

• 13 lapisan batu yang membentuk piramida.

Selain itu, di sisi belakang lambang negara amerika ini, jelas-jelas berbentuk piramida yahudi yang lebih popular diistilahkan dengan The All Seing Eyes Pyramid.

Di dasar piramida terdapat angka Romawi yang jika diterjemahkan ke dalam tulisan latin memiliki makna 1776, tahun kemerdekaan negara Amerika. Lapisan batu yang membentuk piramida ada 13 lapis yang menyimbolkan ke-13 suku yahudi.

Di atas puncak piramida yang belum jadi, bertahta All Seing Eyes, mata dewa Horus, salah satu dewa dalam kepercayaan paganisme dan Kabbalah.

Tahun kemerdekaan Amerika Serikat memang tahun 1776 atau dalam tulisan Romawi MDCCLXXVI. Namun menurut banyak Simbolog, yakni para pakar ilmu simbol, angka Romawi tersebut sebenarnya mengandung kode tersembunyi yang merujuk pada angka satanisme yakni 666. Bagaimana membacanya?

Menurut mereka, dalam nilai jumlah besar, kadangkala huruf ‘M’ tidak disertakan dan hanya merupakan ‘penghias’. Sebab itu yang tinggal hanya DCCLXXVI yaitu D = 500, C = 100, L = 50, X = 10, V = 5, dan I = 1.

Mari kita hitung: DC = 600, LX=60, dan VI=6, jadi 666. Mark of the Beast atau dalam bahasa pakar Alkitab juga disebut sebagai The Evil Trinity, Trinitas Iblis!

See? Pantaslah amerika semangat sekali menghancurkan Islam. (berbagai sumber)

Selasa, 24 Maret 2009



Yes!
Gambar ini kubuat di kosan si Gin gin abis main gapleh. Ada komputer nyala kagak dipake ya udah gua hajar aja...

KOLORESAH

Dan akhirnya kumulai juga tulisan ini. setelah sekian lama termenung dalam lamunan. Kolorku sepertinya senang melihatku bergerak menulis. Sebab sudah sekitar satu bulan ini aku diam tak mengeluarkan suatu karya pun. Yah, kolorku merasa senang. Sebenarnya sih celana pendek yang kata orang disebut boxer. Tapi aku lebih suka memanggilnya celana kolor. Itu panggilan sayangku padanya, toh dia pun tak marah padaku.
Sekitar dua bulan yang lalu aku dan seorang temanku berjalan-jalan mencari angin. Malam itu cukup sejuk sebenarnya, tapi yah iseng saja, tamba kesel kata orang sunda mah. Malam itu sepi, dan dingin. Aku berjalan bersama temanku itu menuju suatu tempat sepi,hingga terjadilah…
Aku mencuri sebuah spanduk partai!!!!!!
Dan kini spanduk itulah yang menjadi celana kolorku. Dia senang aku curi. Dia tak rela menjadi spanduk yang dijemur di bawah terik matahari di kota sial bernama bandung ini. Terlebih dia digunakan sebagai alat untuk membodohi rakyat. Yah, kepentingan politik busuk demi kemenangan pemilu. Kupikir kasihan juga spanduk itu, toh kalaupun dia tak kuambil pasti setelah pemilu usai dia akan dibuang. Kalaupun dimanfaatkan paling jadi penghalang sinar matahari atau jadi kain lap di salah satu warteg di lingkungan terminal ledeng. Wahahaha! Beruntung sekali kau kain spanduk!!! Untung kau “kuselamatkan”, kalau tidak mampuslah kau!
Kolorku ini punya hobi, dia senang curhat dengan si atun, asbak berbentuk gelas yang kubuat dari kaleng soft drink. Dia sering curhat padanya, dan aku juga kadang mencuri dengar isi curhatan mereka. Suatu ketika disore yang hangat, kudengar dia curhat. DIa bilang senang sekali bisa jadi benda pakai. Dia amat bangga jadi kolorku. Dia bahkan mencibir beberapa lukisan abstrak buatanku. Katanya lukisan abstrakku itu tak berguna. Aku termenung mendengarnya. Kupikir benar juga apa katanya. Apa sih gunanya lukisan abstrak itu? Hanya coretan-coretan asal yang motifnya tak lebih bagus dari lap di bengkel bang Jamal. Dan kupikir semua lukisan abstrak itu tak berguna. Memangnya coretan seperti itu menghias? Masih lebih bagus lukisan pemandangan kan, bisa dipajang di ruang tamu. Oke baiklah, aku takkan membuat lukisan abstrak lagi, begitu pikirku saat itu.
ah aku jadi berpikir soal masa lalu. Dulu, jauh sebelum dunia ini dinodai oleh universitas, terminal, gedung DPR, dan Mal, tidak ada yang namanya ketidak bergunaan. Semua yang ada memiliki fungsi dan tujuan yang jelas. Gambar babi yang sekarat tertusuk tombak, nekara, semua itu memiliki tujuan yang jelas. Namun sekaranglah zaman manusia yang katanya beradab muncul kosa kata baru, “ketidak-bergunaan”. Dan itulah hal yang amat disukai manusia. Lihatlah betapa mahalnya harga lukisan sebuah, yang tak seberapa bagusnya, yang ,aaaah, gua juga bisa bikin!!!
Well, apakah seni itu tidak berguna? Hmm, sepertinya terlalu naïf bila aku ambil kesimpulan sekarang. Di kampus dosen sudah mengajariku apa gunanya seni. tapi, ah, persetan dengan itu semua! Siapa yang peduli omongan dosen? Apa lagi kalau yang ngajarnya adalah dosen jeprut yang keblinger, sok seni tapi gak punya spiritualitas. Padahal dia sudah bau tanah. {Ada yang tersinggung? Maaf, tapi saya sedang tidak membicarakan siapa-siapa lho!}
Batinku sebenarnya berkata bahwa aku lebih senang jika karyaku bermanfaat bagi orang lain. Dalam hal ini aku tidak membicarakan fungsi seni secara personal, individual, seni sebagai pengendali social, atau apalah itu. Maksudku, aku berkarya untuk dipakai. seperti misalnya dua batang kayu kecil yang diukir lalu menjadi sumpit buat makan mie ayam, atau tanah liat yang dipipihkan lalu menjadi piring, itu yang kumaksud. Lho kalau begitu mah namanya kriya dong!!! Ehehehe, iya kali kriya. Ah pokoknya aku ingin karyaku berguna.
Dan sungguh aku akan merasa senang kalau tulisanku ini akhirnya jadi pembungkus gorengan.Hahaha, aku sudah menghasilkan karya yang berguna.
Dan kolorkupun ikut tertawa.

Jumat, 09 Januari 2009

Geometri


Ah, gambar geometri susah bangeeeeeeet.... kamu pernah ngegambar geometri atau tau trik-tipsnya? Kasih tau ogut doooooonk!!!!